Diary Pages #22 : "Merayakan Waktu Berdua"
8:01 PM
Setelah punya anak, saya merasa jarang sekali punya waktu berduaan dengan Marthin. Fokus saya terpusat
pada Shalom, terutama masalah tumbuh kembangnya. Selain itu, setiap mau
meninggalkan Shalom, perasaan “guilty”
itu selalu muncul. Apalagi sehari-hari saya bekerja dari pagi sampai sore, rasanya gimana gitu kalau harus pulang sampai larut malam.
Sebenarnya tidak ada yang salah kalau
kita berkegiatan setelah pulang kantor tanpa ditemani oleh anak. Tapi entahlah,
setelah ada Shalom hari-hari saya memang jauh berubah. Saya tidak banyak
mengikuti aktivitas tambahan di luar rumah, kegiatan kepanitiaan atau ekskul
yang dulunya sangat sering saya lakukan ketika belum menikah dan belum
mempunyai anak.
Saya merasa sudah “kenyang”
dengan semua aktivitas tersebut. Saya lebih memilih menghabiskan
waktu lebih banyak dengan keluarga, terutama dengan Shalom. Setiap pulang kerja, saya akan hands on untuk mengajaknya bermain di playground, memandikannya, menyuapi dia
saat mau makan dan bermain sambil belajar di rumah.
Di saat Shalom mau menginjak usia 4 tahun, akhirnya saya mencoba untuk lebih fleksibel dalam berkegiatan. Tapi, itu pun saya pilih dengan lebih selektif. Saya juga
semakin punya waktu untuk “merayakan waktu berdua” dengan Marthin.
Hal yang “fancy” bagi saya dan Marthin yang akhirnya bisa menghabiskan waktu beberapa jam di luar rumah tanpa Shalom, seperti : makan malam berdua ; menonton film di bioskop, pergi berdua saat perut kami tiba-tiba kelaparan tengah malam, atau hanya sekedar mengisi bensin mobil jam 10 malam saat Shalom sudah tidur. Bagi saya, moment seperti ini sangat berkesan dan membuat hubungan pernikahan kami selalu penuh dengan surprise dan kebahagiaan.
Hal yang “fancy” bagi saya dan Marthin yang akhirnya bisa menghabiskan waktu beberapa jam di luar rumah tanpa Shalom, seperti : makan malam berdua ; menonton film di bioskop, pergi berdua saat perut kami tiba-tiba kelaparan tengah malam, atau hanya sekedar mengisi bensin mobil jam 10 malam saat Shalom sudah tidur. Bagi saya, moment seperti ini sangat berkesan dan membuat hubungan pernikahan kami selalu penuh dengan surprise dan kebahagiaan.
"Kalau jalan-jalan ke luar kota atau ke luar negeri berdua, bagaimana ma?" Marthin pernah punya ide seperti itu. Spontan saya jawab, "aku bakal keingat Shalom terus selama perjalanan, pa". Sepertinya opsi jalan-jalan berdua belum masuk dalam plan saya dan Marthin dalam waktu dekat. Kami berdua pun sepakat untuk mengutamakan aktivitas bersama dengan Shalom dibandingkan jalan-jalan berdua tanpa Shalom.
Ternyata menyenangkan sekali bisa punya waktu bersama dengan orang terkasih. Merasa lebih seimbang, penuh cinta dan kasih, serta memberikan tambahan semangat untuk membesarkan buah hati.
Semoga kita saling terus mengisi satu sama lain ya, Papa Shalom :)
I love you ....
0 comments