New Adventure Begins : Bye Duri, Hello Rumbai

1:45 PM



Akhirnya waktu itu datang juga..waktu dimana akhirnya saya sekeluarga harus meninggalkan kota Duri untuk melanjutkan kisah hidup yang baru di kota Rumbai. Jarak Duri ke Rumbai memang hanya 3 jam saja, tetapi tetap saja rasanya mellow sekali meninggalkan kota Duri.

Seminggu sebelum pindah, kami sekeluarga mengabadikan moment seru dan menyenangkan dengan berfoto keluarga di sekitar komplek rumah kami, yaitu Seulawah. Selain berfoto di depan rumah, spot tikungan di sekitar reservoir Seulawah juga tidak lupa kami abadikan. Kami juga berfoto dengan tema piknik yang lokasinya tidak jauh dari rumah Seulawah. 



Begitu banyak cerita indah yang sudah dirangkai di rumah kami, Seulawah no.17. Mulai saat saya hamil, Shalom lahir dan Shalom bertumbuh besar, pintar dan sehat semuanya kami lewati di rumah ini. Kalau diingat lagi, pasti bawaannya sedih karena selalu ngangenin banget bagi saya, Marthin dan juga Shalom.






Kepindahan kami memang sudah diinformasikan oleh leader saya dan Marthin di bulan Juli lalu. Tetapi untuk full moving, kami harus menunggu sampai perbaikan rumah baru yang akan kami tempati selesai diperbaiki terlebih dahulu. 

Dari bulan Juli, kami sudah mulai mencicil barang-barang untuk di pack. Ternyata, proses pindahan rumah itu tidak semudah yang saya bayangkan. Apalagi sudah 10 tahun menghabiskan waktu di Duri, sudah banyak sekali barang yang terkumpul. Saya dan Marthin pun selalu disibukkan dengan kegiatan packing setiap weekend dan intensif untuk packing 3 hari sebelum pindah ke Rumbai. Barang-barang yang masih layak pakai tetapi tidak kami butuhkan, selanjutkan kami berikan kepada orang-orang yang membutuhkan. Shalom terlihat excited selama proses packing dan semangat anak kecil ini menjadi booster bagi saya dan Marthin untuk menyelesaikan proses packing secepatnya.






Selain kenangan indah di rumah Seulawah, hal lain yang membuat saya sedih adalah berpisah dengan para sahabat dan juga mba yang bekerja di rumah kami selama hampir 4 tahun, namanya Mba Inung. Air mata saya tidak bisa terbendung lagi ketika harus berpisah dengan mereka. Saya bersyukur bisa mengenal mereka dan punya ikatan kekeluargaan yang baik.




Tepat di tanggal 25 Agustus, new adventure begins. Kami menempati rumah baru di komplek Jati Rumbai. Bersyukur proses pindahan bisa berjalan lancar, walaupun banyak drama selama proses mendapatkan rumah, perbaikan dan akhirnya selesai.





Kami butuh waktu 1 minggu untuk proses un-packing dan adaptasi dengan rumah yang baru. Proses ini tidak mudah, cukup menguras energi dan perasaan karena semua harus start dari nol lagi. 


Saya pikir Shalom akan sulit move on dari Duri, tetapi saya salah. Puji Tuhan, Shalom happy sekali tinggal di rumah yang baru. Perubahan drastis adalah selera makannya yang semakin banyak setelah pindah ke Rumbai. 

Di rumah baru ini, saya berharap kehidupan keluarga kami berdua berjalan dengan baik. Doa yang terbaik juga dipanjatkan kedua orangtua kami dengan memberikan Upaupa (dalam adat batak artinya memberi makan ikan mas sebagai simbolis wujud kasih orangtua kepada anak agar selamat-selamat di masa mendatang).  



Terimakasih sudah mampir ke tulisan saya kali ini.. Semoga kita semua sehat agar tetap produktif dan berguna bagi banyak orang.



You Might Also Like

0 comments