Diary Pages #05 : 48 Jam Tanpa Shalom, Inikah Yang Namanya Rindu
6:02 PM
Hubunganku dan Shalom boleh di bilang sangat intim. Ya, kami berdua saling posesif dan semenjak makin jelas berbicara dua arah, Shalom pun sudah bisa mengutarakan apa keinginannya walaupun masih belum sepenuhnya sempurna untuk merangkai kata.
Tak biasanya Shalom rewel super lebay dan ditanya kenapa sih Shalom nangis ga jelas? Kali ini Shalom diam saja dan tidak menjawab pertanyaanku.
Memang sebelumnya aku bilang ke Shalom kalau mama besok pagi akan ke Jakarta dimana ini kali pertama mama ninggalin Shalom ke luar pulau. Keluar kota Duri saja rasanya berat dan penuh drama, apalagi sampai harus ninggalin ke Jakarta..Jadi aku simpulkan dia punya feeling kalau mau ditinggal mamanya pergi dan malam harinya tidur sampai larut malam karena pengen main dengan mama..hehehe...
Nangis terus sehari sebelum ditinggal mama ke Jakarta |
Traveling kali ini memang tidak direncanakan untuk meninggalkan Shalom, tapi karena Shalom baru sembuh dari sakit..ya akhirnya Shalom harus di tinggal demi kebaikannya juga.
Yang lucunya, setiap ninggalin Shalom pasti aku ga bisa ajak telepon or video call. Kenapa ga bisa? Karena setiap dengar suara mama atau muka mama pasti anak ini akan histeris dan sulit sekali mendiamkannya dari tangisan. Sudah beberapa kali dicoba, tapi tetap saja anak ini histeris.
Jadi aku hanya bisa menerima update kabar Shalom via chat dengan Marthin dan menerima foto aktivitas Shalom sepanjang hari. Seriously, ini menyiksa banget...ini kali yah yang namanya rindu berlebihan, sampai tidur malam pun sulit banget (4-5 jam doank sehari, padahal biasanya durasi tidurku 7-8 jam sehari)..
Bersyukur juga di Jakarta bisa bertemu keluarga besarku dan juga saudaraku yang tinggal di Houston yang kebetulan sedang jalan-jalan ke Jakarta. Mereka cukup berhasil membuat rasa kangenku pada Shalom terobati.
Kalau kangen sama papa nya Shalom diobati dengan makan-makanan favoritnya kalau jalan-jalan ke Jakarta...hehehe..
Dua hari tanpa Shalom dan Papa menyadarkan aku betapa berartinya mereka di hidupku. Puji Tuhan untuk semua kebaikan Tuhan selama solo travel kemarin, perjalanan lancar, semua urusan dimudahkan dan yang pasti bisa kembali ke Duri bertemu orang terkasih merupakan ungkapan syukurku pada Tuhan yang begitu baik.
0 comments