Pages

  • Home
  • Diary Pages
  • Pregnancy Journey
  • Motherhood
  • Beauty
  • Travel
linkedin twitter instagram
Diary of Shalom Audrey
    • Diary Pages
    • Pregnancy Journey
    • Motherhood
    • Beauty
    • Travel

    Pernah kebayang ga bagaimana rasanya menjalani pernikahan bersama dengan pasangan kita selama 40 tahun? Pastinya begitu banyak kisah hidup yang dilewati selama kurun waktu tersebut ya. 


    Minggu lalu saya, Marthin dan Shalom pergi ke Bandung untuk menghadiri acara syukuran ulangtahun pernikahan bapak dan ibu mertua saya yang ke-40. Acaranya cukup sederhana dengan mengundang hanya keluarga dekat dan teman dari Gereja saja. Namun hal tersebut tidak mengurangi rasa syukur dan kebahagian keluarga besar atas penyertaan Tuhan selama 40 tahun pernikahan orangtua kami.




    Saya dan Marthin belajar dari kedua orangtua kami tentang bagaimana mereka bisa mempertahankan kehidupan rumah tangga sehingga bisa terus bersama di dalam suka maupun duka. “Kehidupan ini tidak ada yang mulus”. Kata-kata tersebut yang selalu ibu mertua saya katakan jika saya bertanya bagaimana tips menjalani pernikahan. Sebagai istri, kita dituntut untuk sabar dalam menghadapi suami dan anak-anak serta terus berdoa kepada Tuhan agar dikuatkan menjalani kehidupan pernikahan.

    Saya sadar sekali bahwa menyatukan dua sosok manusia yang berbeda karakter bukanlah hal mudah. Belum lagi value yang dibawa dari keluarga masing-masing dari sejak kecil pastilah berbeda. Dulu saat awal pernikahan, saya merasa saya lebih emosional, cepat sekali marah dan mudah ngambek. Marthin sangat sabar menghadapi tingkah saya saat itu. Seiring dengan kedewasaan berpikir, saya merasa saat ini saya lebih bisa calm down jika menghadapi masalah dan tidak gampang ngambekan seperti dulu lagi. 


    Di dalam hidup pernikahan saya belajar menghargai perbedaan, belajar untuk menerima pasangan apa adanya. Saya belajar untuk mengasihi tanpa syarat, berkorban untuk sesuatu hal yang lebih baik. Begitu juga sebaliknya, Marthin juga belajar untuk menjadi sosok suami yang lebih bertanggung jawab terhadap keluarga dan selalu berusaha membuat kami bangga atas semua prestasinya di kantor ataupun di kehidupan sosial.

    Saya dan Marthin selalu menerapkan keterbukaan dan komunikasi dalam perjalanan pernikahan kami. Terbuka dengan perasaan yang dialami saat ini dan terus berkomunikasi di tengah-tengah aktivitas yang kami kerjakan. Kalau pun ada berantemnya, anggap saja itu sebagai bumbu pemanis yang membuat hubungan kita semakin berwarna. Kalau kita memandang pernikahan itu rumit, pasti menjalaninya juga menjadi rumit. Tetapi kalau dibawa enjoy, bawaannya akan happy terus, bahkan saling merindukan bila jauh satu sama lain. 


    Orangtua kami akan terus menjadi role model dalam kehidupan pernikahan kami. Doa saya dan Marthin agar kedua orangtua kami terus sehat dan kami berdua juga diberikan kesehatan agar bisa menempuh pernikahan sampai 40 tahun bahkan lebih bersama anak cucu kami kelak. Amin.

    Terimakasih yah sudah mampir ke tulisan saya ini :)
    Continue Reading
    Sudah menjadi kebiasaan bagi saya dan Marthin melewati moment Lebaran di kota Duri. Tahun ini kami berkunjung ke beberapa rumah sahabat dan teman kerja yang kebetulan tidak mudik ke kampung halaman mereka. Moment baik ini kami pergunakan untuk bersilaturahmi sekaligus mencicipi kudapan lebaran yang selalu tersedia saat Lebaran tiba yaitu lontong dan opor ayam.

    Saya dan Marthin mengenakan pakaian dengan nuansa pink untuk silaturahmi di pagi dan siang hari. 




    Tidak lupa riasan make up yang super simple menjadikan moment lebaran ini juga sangat berkesan untuk dilewati.




    Sayang sekali karena sibuk ngobrol dan mencicipi banyak makanan enak, moment foto-foto nya jadi kelupaan. Baru sadar ternyata saya hanya berfoto dengan seorang teman saja, padahal siang itu ada empat (4) rumah sahabat yang kami kunjungi.


    Malam harinya, saya dan Marthin pergi bersilaturahmi ke rumah leader kami. Di sana, saya bertemu beberapa teman dan menghabiskan waktu hampir 2 jam untuk bercerita, makan malam dan diakhiri dengan moment foto-foto. 

    Surprise banget melihat Shalom yang begitu terbuka dengan orang banyak. Selama disana, dia sibuk ngobrol, berjalan kesana kemari, memberi salam ke setiap orang yang datang dan tidak menolak untuk difoto. Berbeda ketika kunjungan di siang hari, Shalom masih terlihat malu-malu dan butuh waktu sampai akhirnya dia mau berinteraksi.






    Tidak terasa sudah pukul 9 malam, tetapi saya masih punya janji untuk berkunjung ke rumah salah seorang sahabat baik saya, yaitu Visil. Syukurnya Visil dan suami masih bangun ketika kami berkunjung, dan mereka sangat welcome dengan kehadiran kami. Tidak terasa 2 jam kami berbincang-bincang. Sebelum pulang, Visil memberikan oleh-oleh lontong opor dan kue kering buatannya sendiri. Serius, masakannya benar-benar enak banget. Thanks mami Visil :)










    Keesokan harinya, di hari lebaran ke-2, saya dan Marthin memutuskan untuk jalan-jalan ke kota Pekanbaru. Tidak lupa saya mengajak tante dan sepupu saya yang bernama Tasya yang kebetulan sedang libur sekolah. Shalom senang sekali dengan sosok Tasya sebagai tantenya yang begitu baik dan senang mengajaknya bermain.


    Selain itu juga, di moment lebaran ini tidak lupa kami mengunjungi sahabat baik kami, mba Yuniar yang tinggal di Pekanbaru dan bulan lalu baru saja melahirkan seorang bayi laki-laki. Sayangnya Shalom tidak memperbolehkan saya mengendong bayi lama-lama karena dia sangat jealous.



    Tidak ada agenda spesifik dalam kunjungan kami ke Pekanbaru kali ini. Kami banyak menghabiskan waktu untuk berjalan-jalan ke mall dan mencicipi kuliner yang beraneka jenis.

     





    Tidak terasa libur 3 hari terasa cepat sekali berlalu. Hari Senin ini saya sudah kembali masuk ke kantor dan kembali bekerja seperti biasa.

    Selamat Hari Raya Idul Fitri bagi teman-teman yang merayakan. Mohon maaf lahir dan batin yah dari saya, Marthin dan Shalom 😊


    Continue Reading

    Ternyata mengajak Shalom potong rambut tidaklah mudah. Sejak Shalom lahir, saya dan Marthin sepakat tidak memotong rambut Shalom dikarenakan rambutnya yang cukup tebal dan kami khawatir kalau dipotong akan butuh waktu yang lama untuk tumbuh kembali. Karena tidak terbiasa dengan potong rambut sehingga sangat sulit untuk mengajak Shalom pergi ke salon. Tidak hanya itu saja, drama air mata dan jeritan tiada akhir pasti akan keluar bila mendengar kata "potong rambut". 

    Dua minggu lalu saat kami jalan-jalan ke Pekanbaru, saya dan Marthin menyempatkan untuk mampir ke salon, sekaligus mengajak Shalom untuk potong rambut. Tetapi misi kami kurang berhasil karena hanya saya dan Marthin berhasil potong rambut, sedangkan Shalom hanya bisa menjerit sangat kencang sampai semua orang yang ada di salon menatap saya dengan tajam. Setelah melihat bahwa jeritan tersebut hanyalah ajakan seorang ibu kepada anaknya untuk memotong rambut, orang-orang hanya tersenyum melihat kami berdua saat itu.



    Akhirnya setelah dibujuk rayu, Shalom pun berhasil untuk potong rambut. Tapi yang dipotong hanya poni nya saja. Untuk bagian lainnya, doski udah terlanjut menjerit kencang kembali.



    Sesampainya di kasir untuk membayar tagihan potong rambut, saya pun dibuat kaget karena untuk memotong poni saja dikenakan biaya 45,000. Dasar emak-emak, keluar dari salon malah ngedumel dalam hati karena biaya nya cukup mahal bagi saya. Saya berpikir, kalau untuk memotong poni saja, saya sendiri juga bisa kok. 


    **
    Sampai pada suatu sore..
    Setelah saya selesai memandikan Shalom, iseng-iseng saya mengambil gunting rambut lalu mengajak Shalom duduk lalu mencoba untuk memotong rambutnya. Wah surprise banget, Shalom dapat duduk dengan tenang dan sadar kalau saat itu saya sedang berusaha menggunting rambutnya. Marthin pun ikut membantu saya memegang rambut Shalom dan akhirnya kami sukses memotong rambut Shalom menjadi lebih pendek. 





    Di luar apa yang pernah saya bayangkan sebelumnya, saya berhasil memotong rambut Shalom sendiri tanpa harus pergi ke salon. Yang pasti, rambutnya kini tampak lebih rapi dan wajahnya terlihat semakin lucu dan imut-imut.


    Sedikit pembelajaran dari kisah Shalom ini, yang perlu jadi lesson learned adalah :
    1. Rambut yang tumbuh sejak lahir sebaiknya dipotong, karena dengan dipotong maka pertumbuhan rambut anak semakin lebih cepat dan lebat. Pemahaman kami selama ini ternyata salah.
    2. Mengajak anak ke salon sedini mungkin agar terbiasa untuk memotong rambut.
    3. Buat suasana yang nyaman dan tenang bila ingin mengajak anak potong rambut, jangan sekali memaksakan anak karena hanya berakhir dengan sia-sia. 
    4. Lebih baik memilih salon yang memang dikhususkan untuk anak-anak. Selain merasa nyaman, para petugas pun terbiasa untuk menangani anak-anak. 
    5. Jika memang terpaksa harus memotong rambut anak sendiri, pastikan ada asisten yang membantu memegang anak kita yah.

    Terimakasih sudah mampir ke tulisan saya kali ini :)
    Continue Reading


    Shalom sudah semakin besar. Tidak terasa usianya sudah memasuki bulan yang ke 33 atau berumur 2 tahun 9 bulan. Waktu berjalan dengan sangat cepat dan bersyukur melihat tumbuh kembangnya yang sempurna. Puji Tuhan, Shalom tumbuh menjadi anak yang sehat, pintar dan menggemaskan.

    Sebenarnya saya dan Marthin cukup struggle dengan pola asuh Shalom sejak memasuki usia yang ke 2 tahun. Karena di usia ini lah, karakter anak mulai terbentuk dan sebagai orang tua kami punya kewajiban untuk mengajarkan hal baik kepada Shalom. Kami ingin Shalom bisa tumbuh menjadi anak yang tidak hanya pintar, tetapi lebih dari itu adalah mempunyai kepribadian yang baik.

    Di tulisan kali ini, saya mau berbagi hal baik yang saya dan Marthin ajarkan pada Shalom. Walaupun masih banyak PR dalam hal parenting, tetapi kami berdua sepakat untuk terus belajar menjadi orangtua yang baik. Semoga tulisan ini bisa menjadi inspirasi dan sama sekali bukan untuk menggurui, tetapi tujuannya agar dapat berbagi kepada teman-teman semua.

    1.Mengucapkan “Thank You”
    Kata thank you yang berarti terimakasih sudah menjadi hal dasar yang saya dan Marthin ajarkan kepada Shalom. Bila ada seseorang yang membantunya, Shalom akan mengucapkan “thank you”. Contoh sederhana lainya seperti mengucapkan terimakasih bila dibelikan mainan oleh mama dan papa, dan berterimakasih bila diberi makanan kesukaan. Pastikan kita sebagai orangtua mengajarkan pentingnya arti terimakasih  sedini mungkin. 


    2. Say “Sorry”
    Jika melakukan hal yang dilarang oleh kedua orangtuanya, Shalom sudah bisa berkata “sorry”. Walaupun setelah mengatakan maaf, tetap saja dia akan mengulangi kembali kesalahannya. Memang bukanlah hal mudah untuk mengajarkan arti “maaf”. Jika diajarkan terus menerus pada anak, maka akan menjadi kebiasaan yang baik sampai mereka besar nanti. 

    Suatu waktu, Shalom ketahuan sedang menggunakan alat make up saya dan membuat berantakan area meja rias. Ketika saya menghampiri Shalom, dia menyadari bahwa dia sudah membuat kesalahan dan selanjutnya dia pun meminta maaf pada saya. "Mama, sorry mama" kata Shalom.



    3. Memberikan Salam
    Salam yang dimaksud adalah memberikan sebuah salam dengan jabatan tangan dan terkadang mencium tangan orang yang dijabat tangannya. Walaupun kalau ketemu dengan orang baru Shalom punya kecenderungan takut, tetapi saya lihat dia berusaha untuk memberi salam kepada orang baru tersebut dan selanjutnya mencoba untuk mingle.


    4. Menggosok gigi saat mandi dan sebelum tidur
    Shalom sudah dibiasakan menggosok gigi sejak gigi pertamanya tumbuh, yaitu sekitar usia 6 bulan. Awalnya memang sulit, tetapi karena dibiasakan setiap mandi dia akan minta gosok gigi dan sekarang sudah bisa menggosok gigi sendiri.



    5. Belajar "bersih-bersih" mainan setelah selesai bermain
    Kebiasaan satu ini bisa dibilang susah-susah gampang. Terkadang Shalom punya inisiatif sendiri untuk merapikan barang-barang setelah dimainkan, tetapi kadang harus disuruh atau diberi sedikit intonasi suara agar dia mau membersihkan mainan. Karena usia Shalom sudah besar, saya rasa anak sudah bisa diberi tanggung jawab untuk belajar bersih-bersih.



    6. Berdoa sebelum makan dan tidur
    Doa adalah hal yang sangat penting bagi saya dan Marthin. Puji Tuhan di usianya yang sekarang ini Shalom sudah pintar berdoa sendiri. Sejak kecil, saya mengajarkannya "Doa Bapa Kami" dengan media buku. Buku ini menjadi buku wajib dibaca sebelum tidur. 





    7. Makan dengan posisi duduk, bukan sambil berlari-lari
    Sejak MPASI dimulai, Shalom sudah kami biasakan untuk duduk di kursi. Kebiasaan ini kami teruskan sampai sekarang, sehingga bila sedang makan maka Shalom harus duduk rapi. Jika Shalom mulai jalan atau berlari-lari, kami memberhentikan dahulu kegiatan makannya dan menyuruhnya kembali untuk duduk. So far, praktek ini berhasil kami ajarkan kepada Shalom dan merupakan salah satu bentuk kedisiplinan yang kami terapkan.


    8. Belajar Sharing/ berbagi dengan orang lain
    Dalam interaksinya dengan orang lain, saya dan Marthin selalu mengajarkan Shalom untuk berbagi, antara lain : berbagi mainan, makanan, buku, dll. Hal ini masih belum 100% bisa dilakukan oleh Shalom, tetapi kami terus mengingatkan Shalom agar terhindar dari sifat egois dan mau menang sendiri.





    9. Memiliki kebiasaan makan sayur, buah dan minum jus
    Bagi saya kebiasaan ini sangat penting, karena saya yakin dengan mengkonsumsi buah dan sayur akan memberikan manfaat yang baik bagi metabolisme tubuh Shalom. Kebiasaan ini sudah saya ajarkan sejak Shalom kecil, dan sampai saat ini makan sayur, buah dan minum jus adalah aktivitas wajib setiap hari.

    10. Kebiasaan membaca buku
    Kalau sering lihat postingan saya di Instagram, akan sering melihat Shalom dengan buku bacaan. Kebiasaan baik ini sudah saya dan Marthin praktekkan bersama Shalom sejak dia kecil. Alhasil, membaca sudah menjadi kegiatan yang tidak pernah di skip setiap hari.




    Kesimpulannya adalah hal dasar yang kita ajarkan kepada anak berkaitan dengan sopan santun, kebaikan pada orang lain, tanggung jawab, kebersihan dan terpenting adalah sikap takut akan Tuhan.

    source : pinterest.com
    Bagi para orangtua, yuk kita terus mengajarkan hal yang baik pada anak-anak kita. Thanks for reading :) 

    Continue Reading
    Newer
    Stories
    Older
    Stories

    Profile

    Profile

    About me

    Diary Of Shalom Audrey

    working mom who loves her beautiful daughter so much ; romantic wife ; caring and persistence. For sure, she is the happiest mom on earth

    Search This Blog

    Follow Us

    • Twitter
    • Instagram

    recent posts

    Blog Archive

    • ►  2022 (1)
      • ►  February 2022 (1)
    • ►  2020 (4)
      • ►  November 2020 (1)
      • ►  June 2020 (1)
      • ►  May 2020 (1)
      • ►  February 2020 (1)
    • ►  2019 (22)
      • ►  December 2019 (1)
      • ►  November 2019 (2)
      • ►  October 2019 (1)
      • ►  August 2019 (2)
      • ►  July 2019 (2)
      • ►  June 2019 (2)
      • ►  May 2019 (5)
      • ►  April 2019 (3)
      • ►  March 2019 (2)
      • ►  February 2019 (2)
    • ▼  2018 (42)
      • ►  December 2018 (2)
      • ►  November 2018 (2)
      • ►  October 2018 (3)
      • ►  September 2018 (1)
      • ►  August 2018 (2)
      • ►  July 2018 (6)
      • ▼  June 2018 (7)
        • DIARY PAGES#13 : THE STORY OF MARRIAGE
        • DIARY PAGES#12 : Cerita Libur Lebaran
        • [Akhirnya] Shalom Potong Rambut
        • Mengajarkan Kebiasaan Baik Pada Anak
        • DIARY PAGES#11 : Melihat Sebuah Kebaikan
        • BEAUTY REVIEW PRODUCT: GOBAN MELTED LIQUID LIPSTICK
        • STAYCATION AT NOVOTEL PEKANBARU
      • ►  May 2018 (10)
      • ►  April 2018 (8)
      • ►  March 2018 (1)
    • ►  2017 (4)
      • ►  July 2017 (1)
      • ►  June 2017 (3)
    • ►  2016 (16)
      • ►  July 2016 (4)
      • ►  May 2016 (3)
      • ►  April 2016 (6)
      • ►  March 2016 (3)

    Popular Posts

    • 7 Bulanan Adat Batak - PASAHAT ULOS MULA GABE
    • SKINCARE DURING PREGNANCY
    • Beauty Product Review: Laneige Clear C Advanced Effector
    • Trimester 2- Young Living Essential Oils Review

    Visit My Online Shop

    • Houseofcaio

    Total Pageviews

    Member Of :

    Blogger Perempuan
    Twitter Instagram

    Created with by BeautyTemplates

    Back to top