DIARY PAGES#13 : THE STORY OF MARRIAGE
9:51 PM
Pernah kebayang ga bagaimana
rasanya menjalani pernikahan bersama dengan pasangan kita selama 40 tahun? Pastinya begitu banyak kisah hidup yang
dilewati selama kurun waktu tersebut ya.
Minggu lalu saya, Marthin dan Shalom
pergi ke Bandung untuk menghadiri acara syukuran ulangtahun pernikahan bapak
dan ibu mertua saya yang ke-40. Acaranya cukup sederhana dengan mengundang
hanya keluarga dekat dan teman dari Gereja saja. Namun hal tersebut tidak mengurangi
rasa syukur dan kebahagian keluarga besar atas penyertaan Tuhan selama 40 tahun pernikahan orangtua kami.
Saya dan Marthin belajar dari
kedua orangtua kami tentang bagaimana mereka bisa mempertahankan kehidupan
rumah tangga sehingga bisa terus bersama di dalam suka maupun duka. “Kehidupan ini tidak ada yang mulus”. Kata-kata tersebut yang selalu ibu mertua saya katakan jika saya bertanya bagaimana
tips menjalani pernikahan. Sebagai istri, kita dituntut untuk sabar dalam
menghadapi suami dan anak-anak serta terus berdoa kepada Tuhan agar dikuatkan menjalani
kehidupan pernikahan.
Saya sadar sekali bahwa
menyatukan dua sosok manusia yang berbeda karakter bukanlah hal mudah. Belum
lagi value yang dibawa dari keluarga
masing-masing dari sejak kecil pastilah berbeda. Dulu saat awal pernikahan,
saya merasa saya lebih emosional, cepat sekali marah dan mudah ngambek. Marthin
sangat sabar menghadapi tingkah saya saat itu. Seiring dengan kedewasaan
berpikir, saya merasa saat ini saya lebih bisa calm down jika menghadapi masalah dan tidak gampang ngambekan
seperti dulu lagi.
Di dalam hidup pernikahan saya belajar menghargai perbedaan,
belajar untuk menerima pasangan apa adanya. Saya belajar untuk mengasihi tanpa
syarat, berkorban untuk sesuatu hal yang lebih baik. Begitu juga sebaliknya,
Marthin juga belajar untuk menjadi sosok suami yang lebih bertanggung jawab
terhadap keluarga dan selalu berusaha membuat kami bangga atas semua
prestasinya di kantor ataupun di kehidupan sosial.
Saya dan Marthin selalu
menerapkan keterbukaan dan komunikasi dalam perjalanan pernikahan kami. Terbuka
dengan perasaan yang dialami saat ini dan terus berkomunikasi di tengah-tengah aktivitas
yang kami kerjakan. Kalau pun ada berantemnya, anggap saja itu sebagai bumbu
pemanis yang membuat hubungan kita semakin berwarna. Kalau kita memandang pernikahan
itu rumit, pasti menjalaninya juga menjadi rumit. Tetapi kalau dibawa enjoy, bawaannya
akan happy terus, bahkan saling merindukan bila jauh satu sama lain.
Orangtua kami akan terus menjadi role
model dalam kehidupan pernikahan kami. Doa saya dan Marthin agar kedua orangtua kami terus sehat
dan kami berdua juga diberikan kesehatan agar bisa menempuh pernikahan sampai 40 tahun
bahkan lebih bersama anak cucu kami kelak. Amin.
0 comments