[Akhirnya] Shalom Potong Rambut

1:05 PM


Ternyata mengajak Shalom potong rambut tidaklah mudah. Sejak Shalom lahir, saya dan Marthin sepakat tidak memotong rambut Shalom dikarenakan rambutnya yang cukup tebal dan kami khawatir kalau dipotong akan butuh waktu yang lama untuk tumbuh kembali. Karena tidak terbiasa dengan potong rambut sehingga sangat sulit untuk mengajak Shalom pergi ke salon. Tidak hanya itu saja, drama air mata dan jeritan tiada akhir pasti akan keluar bila mendengar kata "potong rambut". 

Dua minggu lalu saat kami jalan-jalan ke Pekanbaru, saya dan Marthin menyempatkan untuk mampir ke salon, sekaligus mengajak Shalom untuk potong rambut. Tetapi misi kami kurang berhasil karena hanya saya dan Marthin berhasil potong rambut, sedangkan Shalom hanya bisa menjerit sangat kencang sampai semua orang yang ada di salon menatap saya dengan tajam. Setelah melihat bahwa jeritan tersebut hanyalah ajakan seorang ibu kepada anaknya untuk memotong rambut, orang-orang hanya tersenyum melihat kami berdua saat itu.



Akhirnya setelah dibujuk rayu, Shalom pun berhasil untuk potong rambut. Tapi yang dipotong hanya poni nya saja. Untuk bagian lainnya, doski udah terlanjut menjerit kencang kembali.



Sesampainya di kasir untuk membayar tagihan potong rambut, saya pun dibuat kaget karena untuk memotong poni saja dikenakan biaya 45,000. Dasar emak-emak, keluar dari salon malah ngedumel dalam hati karena biaya nya cukup mahal bagi saya. Saya berpikir, kalau untuk memotong poni saja, saya sendiri juga bisa kok. 


**
Sampai pada suatu sore..
Setelah saya selesai memandikan Shalom, iseng-iseng saya mengambil gunting rambut lalu mengajak Shalom duduk lalu mencoba untuk memotong rambutnya. Wah surprise banget, Shalom dapat duduk dengan tenang dan sadar kalau saat itu saya sedang berusaha menggunting rambutnya. Marthin pun ikut membantu saya memegang rambut Shalom dan akhirnya kami sukses memotong rambut Shalom menjadi lebih pendek. 





Di luar apa yang pernah saya bayangkan sebelumnya, saya berhasil memotong rambut Shalom sendiri tanpa harus pergi ke salon. Yang pasti, rambutnya kini tampak lebih rapi dan wajahnya terlihat semakin lucu dan imut-imut.


Sedikit pembelajaran dari kisah Shalom ini, yang perlu jadi lesson learned adalah :
1. Rambut yang tumbuh sejak lahir sebaiknya dipotong, karena dengan dipotong maka pertumbuhan rambut anak semakin lebih cepat dan lebat. Pemahaman kami selama ini ternyata salah.
2. Mengajak anak ke salon sedini mungkin agar terbiasa untuk memotong rambut.
3. Buat suasana yang nyaman dan tenang bila ingin mengajak anak potong rambut, jangan sekali memaksakan anak karena hanya berakhir dengan sia-sia. 
4. Lebih baik memilih salon yang memang dikhususkan untuk anak-anak. Selain merasa nyaman, para petugas pun terbiasa untuk menangani anak-anak. 
5. Jika memang terpaksa harus memotong rambut anak sendiri, pastikan ada asisten yang membantu memegang anak kita yah.

Terimakasih sudah mampir ke tulisan saya kali ini :)

You Might Also Like

0 comments